Judul :
HIV/AIDS
Masalah :
HIV/AIDS dikalangan masyarakat
Tujuan : mengetahui HIV/AIDS
Pembahasan :
Berbagai gejala AIDS
umumnya tidak akan terjadi pada orang orang yang memiliki sistem kekebalan
tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya
dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita
AIDS. HIV mempengaruhi hampir
semua organ tubuh. Penderita AIDS juga
berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita
AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada
malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan
berat badan. Infeksi oportunistik
tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan
terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
AIDS
merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang
organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T
CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel
dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara
langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh
dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga
kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka
kekebalan di
tingkat sel akan
hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi
infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya
AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi
tertentu.
~ Gejala-gejala AIDS :
- Merasa kelelahan yang berkepanjangan
- Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas.
- Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas yang berkepanjangan.
- Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan
- Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa
- Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10% tanpa alasan yang jelas dalam 1 bulan.
- Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan paha.
Tanpa terapi
antiretrovirus, rata-rata lamanya
perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan
rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.[25] Namun demikian,
laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari
dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya
ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh)
dari orang yang terinfeksi. Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih
lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami
perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan
kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat
mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang
terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami
terhadap beberapa varian HIV. HIV
memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan
menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat
aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta
rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.
HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency
Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh
manusia.HIV hanya menular antar manusia. Ada virus yang serupa yang menyerang
hewan, tetapi virus ini tidak dapat menular pada manusia , dan HIV tidak dapat
menular pada hewan. Karena pada tahun-tahun pertam setelah terinfeksi tidak ada
gejala atau tanda infeksi , kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak
mengetahui bahwa bahwa dirinya terinfeksi. Segera setelah terinfeksi , beberapa
orang mengalami gajalaflu selama beberaapa minggu. Penyakit ini disebut sebagai
infeksi HIV primer atau akut. Selain itu tidak ada tanda infeksi HIV . tetapi ,
virus tetap ada di tubuh dan dapat menular pada orang lain.
HIV berada terutama dalam cairan tubuh
manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan
sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi
untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan
lain-lain.
1 Bagaimana HIV dapat menular ?
HIV dapat ditularkan melalui 4
cara, yaitu :
- Hubungan seks (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
- Transfusi darat atau penggunaan jarum suntik secara bergantian.
- Melalui Alat Suntik.
- Dari ibu ke anak.
HIV tidak ditularkan melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman,
pelukan, menggunakan peralatan makan/minum yang sama, gigitan nyamuk, memakai
jamban yang sama atau tinggal serumah.
Penularan
(transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan
vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya.
Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan
seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar
daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak
berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual secara umum
meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan
sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi
HIV.
Transmisi
HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero)
selama masa perinatal,
yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak
ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan
adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap
terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara bedah caesar,
tingkat penularannya hanya sebesar 1%. Sejumlah
faktor dapat memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat
persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi risikonya). Menyusuimeningkatkan
risiko penularan sebesar 4%.
2 Bagaimana mengetahui seseorang yang terjangkit virus HIV ?
Hanya melalui penglihatan,
Anda tidak bisa tahu apakah
seseorang sudah terinfeksi HIV atau tidak.
- Pada kenyataannya, pengidap HIV terlihat sangat sehat.
- Satu-satunya cara untuk mengetahui hai ini adalah melalui tes darah HIV
- Di Indonesia, terdapat cukup banyak LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang dapat membantu
- Anda untuk mendapatkan pelayanan tes darah.
Orang yang terinfeksi HIV tidak
dapat diketahui dari penampilan fisiknya saja karena orang tersebut terlihat
seperti orang sehat lainnya. Jadi, untuk menentukan seseorang terinfeksi HIV
atau tidak harus dilakukan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah bertujuan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya anti bodi HIV di dalam darah. Antibodi HIV ini
dihasilkan oleh tubuh sebagai reaksi system kekebalan tubuh terhadap infeksi
HIV. Oleh sebab itu, pemeriksaan ini lebih tepat disebut "Tes Antibodi
HIV" bukan tes AIDS.
3 Gejala Terinfeksi HIV Menjadi AIDS
Bisa dilihat dari 2
gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
1. Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
2. Gejala Minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
4 Melindungi diri dari HIV AIDS
- Jangan melakukan hubungan sesk dengan pasangan yang anda tidak ketahui kondisi kesehatannya.
- Hindari berganti-ganti pasangan seksual.
- Gunakanlah kondom dalam melakukan hubungan seks, jika salah satu atau keduanya terinfeksi HIV
- Jika membutuhkan transfusi darah, mintalah kepastian bahwa darah yang akan diterima bebas HIV
- Gunakan alat suntik sekali pakai
- Hindari mabuk-mabukan dan narkotik yang membuat Anda lupa diri.
5 Penanganan HIV / AIDS
Sampai saat ini tidak ada vaksin atau
obat untuk HIV atau
AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada
penghindaran kontak dengan virus atau, jika gagal, perawatan antiretrovirus
secara langsung setelah kontak dengan virus secara signifikan, disebut post-exposure prophylaxis (PEP). PEP
memiliki jadwal empat minggu takaran yang menuntut banyak waktu. PEP juga
memiliki efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare, tidak enak badan, mual, dan lelah.
Ø Terapi antivirus
Penanganan infeksi
HIV terkini adalah terapi antiretrovirus yang sangat aktif (highly active
antiretroviral therapy, disingkat HAART). Terapi
ini telah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah
ditemukannya HAART yang menggunakan protease
inhibitor. Pilihan terbaik HAART saat ini, berupa
kombinasi dari setidaknya tiga obat (disebut "koktail) yang terdiri dari
paling sedikit dua macam (atau "kelas") bahan antiretrovirus. Kombinasi yang
umum digunakan adalah nucleoside analogue
reverse transcriptase inhibitor (atau NRTI) dengan protease
inhibitor,
atau dengan non-nucleoside
reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Karena
penyakit HIV lebih cepat perkembangannya pada anak-anak daripada pada orang
dewasa, maka rekomendasi perawatannya pun lebih agresif untuk anak-anak
daripada untuk orang dewasa. Di
negara-negara berkembang yang menyediakan perawatan HAART, seorang dokter akan
mempertimbangkan kuantitas beban
virus,
kecepatan berkurangnya CD4, serta kesiapan mental pasien, saat memilih waktu
memulai perawatan awal.
Ø Pengobatan alternatif
Berbagai bentuk
pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala atau mengubah arah
perkembangan penyakit. Akupunktur telah digunakan
untuk mengatasi beberapa gejala, misalnya kelainan syaraf tepi (peripheral
neuropathy) seperti kaki kram, kesemutan atau nyeri; namun tidak
menyembuhkan infeksi HIV. Tes-tes
uji acak klinis terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa tidak terdapat
bukti bahwa tanaman-tanaman obat tersebut memiliki dampak pada perkembangan
penyakit ini, tetapi malah kemungkinan memberi beragam efek samping negatif
yang serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar