may i say hello for my best viewers :3

all of my creativity

Rabu, 30 November 2011

mulutmu gonggonganmu!

udah terlalu sebel dan ndongkol gara-gara sikap, omongan, tingkah laku dan segalanya dari kamu

Jumat, 25 November 2011

it's real story :(

teman, gimana perasaan kalian ketika tau orang yang kalian sayangi itu tidak lagi mengingatmu dan tidak mengingat sedikit pun tentang kamu ? sakit hatikah? benci? jengkel? emosi karena dia melupakanmu?
lebih baik fikirkan sekali lagi dengan serius..

ini cerita asli yang belum lama ini aku dan teman-teman ku alami
ini cerita kami,
baru saja kami berbagi tawa canda suka duka bersama,
kami mulai bisa menerima dan mengenal dengan baik sesama keluarga kelas maupun keluarga organisasi kami yang baru..
apa yang sekarang terjadi adalah suatu cobaan yang sungguh mengharukan
mungkin akan kuceritakan dari sisi yang berbeda
aku ceritakan dari sudut lain, ya aku menceritakan tentang perasaan teman sebangku ku.

kami semakin akrab dan saling berbagi canda dan tawa beberapa bulan terakhir
dia yang aku ceritakan, dulu dia satu SMP dengan teman sebangkuku tersebut
oo, mereka mantan kekasih rupanya
kalian tau? diantara mereka masing-masing sering memungkiri dan mengelak tentang perasaan yang masih tertinggal dalam hatinya
teman sebangku ku ini selalu memungkiri perasaannya , jika aku atapun teman-teman lain menanyainya tentang rasa hatinya dengan dia yg kuceritakan
kami mulai terbiasa dengan keadaan dan kondisi kelas sehari-harinya

sampai suatu hari, disaat kami kelelahan karena persami
sebenarnya sudah ada larangan untuk tidak membawa motor untuk menghindari hal yang tidak kami inginkan
namun dia yang kuceritaka, membawa motor dan akhirnya dia pulang sendirian ke rumahnya dengan mengendarai motornya dan dalam keadaan ngantuk dan lelah
tak ada yang mengira,
hari itu adalah hari buruk baginya
dia mendapat musibah, kecelakaan
menurut cerita sang ibu, motornya masuk ke got, dia terlempar dan kepalanya terbentur cor jalan baru
helm nya pecah, dan dia terluka bagian atas yaitu kepala
kami sungguh tak menyangka, itu awal dari ketidak percayaann kami akan keadaan

beberapa hari kami baru bisa mendengar kabar dia telah sadar
sebelumnya aku dan teman-teman juga menjenguknya namun dia masih di ruang ICU dan belum sadar betul
dan sekarang, apa yang aku dengar? apa yang kami tahu?
kabar yang tidak mengenakkan untuk didengar, amnesia, hilang ingatan, diaaaaaaaa
tercengang benar aku mendengarnya
baru kali ini aku melihat dan merasakan orang yang berada disekelilingku atau pun orang yang aku kenal, dia amnesia
syukurlah tidak amnesia total, dan ini hanya sementara
tapi sementara itu masih menjadi pertanyaan bagi kami?
berapa lamakah?

dari pihak keluarganya meminta kami untuk membuat rekaman
rekaman yang sekiranya dapat membantu ingatannya kembali pulih
kami ikhlas dan senang membuat dan membantuknya
dan semoga rencana kami ini dapat membantunya mengingat kembali memory-memorynya yang sementara ini hilang

teman sebangkuku, ya aku dan teman lainnya bisa melihat kalau dia sangat menghawatirkan keadaan dia yang aku ceritakan
seperti masih ada perasaan tulus dibalik wajah tenangnya
kami selalu memberinya semangat

kami semua selalu mendoakan kesembuhannya,
taukah teman? dia ketua panitia untuk kegiatan classmeeting di sekolahku,
event ini semakin dekat, dan bagaimana dengannya nanti? apakah dia dapat melakukan tugasnya sebagai ketua panitia event pertamanya ini?
bukan hanya itu, minggu depan adalah ulangan semester satu,
apakah dia dapat mengikutinya?
kami sangat memprihatinkan keadaannya
juga teman sebangkuku
kasihan dia, saat dia menyadari perasaannya
disaat itu pula orang yang disayanginya itu,
tidak mengingatnya, benar-benar lupa akan dia
teman? bagaimana perasaanmu apabila kamu ada diposisi teman sebangkuku ini?

ya Allah, tolong dengar doa kami untuk Yoga, dia adalah teman yang baik
sembuhkan dia, pulihkan ingatannya, sudahilah ujian yang Engkau berikan untuknya
kami sepuluh enam SMA N 1 Boyolali
dan kami OSIS SMA N 1 Boyolali
bersama-sama memohon untuk kesembuhan teman kami ini
YOGA NUR ROCHMAN :)

AMIN...



Senin, 14 November 2011

SISAKANKU DALAM DUKA

            Pagi ini kembali hujan menyelimuti langitku. Aku harus bersusah payah untuk berangkat ke sekolah. Dihadapkan beberapa pilihan, pertama, naik bus tidak akan kehujanan tetapi pastilah terlambat sampai sekolah. Atau kedua, tetap naik motor tetapi harus rela kehujanan. Dan akhirnya aku memilih pilihan kedua. Andaikan kelak aku sudah sukses dan punya mobil mewah, pasti aku tidak akan repot seperti ini jikalau turun hujan. Pagi, siang, sore, malam, hujan pun, kemanapun pasti lebih mudah.
            Tiba disekolah sebelum masuk, tetapi seperti sebelumnya, telat masuk kelas karena harus melipat jas hujan. Huh, kebiasaan tiap pagi di musim hujan yang menyebalkan ini. Terkadang aku rindu masa-masa SMP ku dulu, musim hujan pun tidak perlu susah payah takut kehujanan. Karena sekolahku hanya berjarak sepuluh langkah dari rumah. Ya, setiap hari selalu kuhitung langkahku menuju SMP ku dulu. Kalau sekarang SMA ku lumayan jauh, tak tau berapa langkah dari rumahku.
            Kuintip keadaan di dalam kelas dari celah-celah pintu kayu kelasku. “Ehem! Telat lagi, telat lagi?” seseorang mengagetkanku dari belakang. Dengan ragu dan gemetaran aku tengok belakang. Kukira dia adalah guru ter-killer di sekolahku yaitu, Pak Jaimin. Ternyata dia adalah Rino. Orang paling aku benci di kelasku, karena dia itu sok pintar, sok bijaksana, sok ganteng, sok dari segala sok deh. “Apaan sih? Nggak usah sok benar deh! Kamu kan juga telat?” tanpa membalas pertanyaanku, dia langsung saja masuk ke dalam kelas. Tambah menyebalkan saja anak itu. Akupun mengikuti jejak sepatunya yang berdecit tak terlalu keras itu. Dugaanku benar, kami berdua dihukum karena tidak masuk tepat pada waktunya. Hukumannya adalah membelikan teman-teman satu kelas semangkok soto di kantin Pak Econg. Padalah soto disana terhitung tidak murah bagi kantongku yang dangkal ini. Berbeda sekali degan harga soto waktu aku SD. Yang harganya sangatlah murah meriah. Tapi keadaan sekarang tentunya sudah sangat berbeda.
            Setelah hampir 3 jam kupelototi jam dinding di kelasku. Akhirnya sampai juga saatnya untuk pulang. Kulihat sosok seorang perempuan tinggi, tubuhnya tidak terlalu kurus, berkulit cokelat, dan berambut ikal pendek. Baru kusadari itu adalah Shinta. Teman sejak aku kecil, dan satu-satunya teman yang terbaik bagiku. Yang selalu kuingat darinya adalah saat dia dan aku berumur 10 tahun. Dihari ulang tahunnya kuberikan dia sebuah kado boneka pocong jumbo, dan kuberikan dipinggir  danau. Disaat dibukanya, dia kaget dan terpeleset masuk danau. Dan akhir ceritanya adalah dia harus menginap di rumah sakit selama 2 hari. Jika ingat tentang kejadian itu, kembali kutahu betapa nakalnya aku waktu kecil. Tetapi sekarang betapa cueknya aku dan sangatlah berbeda dibandingkan disaat aku kecil dulu.
            Shinta menggandengku dan mengisyaratkanku agar aku mengikutinya. Kami sampai dikantin Pak Econg, dan menghampiri seorang lelaki bertubuh tinggi, putih, tidak terlalu buruk sih, tetapi rasanya aku mual saat dia menoleh padaku. Pria itu adalah R-I-N-O = Rino!. Shinta memperkenalkannya padaku. Sebagai sesama anak baru atau anak kelas X. Pasti Shinta mengira kami belum saling mengenal satu sama lain. Padahal aku teramat sangat mengenal Rino, karena dia adalah musuhku sejak dia pindah rumah dan menjadi tetangga depan rumahku setahun lalu.
            Kunikmati saja satu jam bertatap muka dengan si monster angkuh dan sok-sokan ini. Setelah Shinta dan Rino selesai berbicara, Shinta mengajakku pulang. Dijalan hanya membicarakan tentang Rino. Setelah sampai rumah Shinta, tanpa berkata apapun dan berbasa-basi apapun, langsung saja aku pergi. Karena saking badmoodnya, aku tak memperhatikan jalanku. “Brukkkk!” penyok sudah mobil yang  berada tepat dihadapanku. Dan keluar seorang pria berperawakan tegap dan gagah, lumayan ganteng juga. Tetapi tetap saja aku menjadi gemetaran dan langsung saja aku meminta maaf. “Ma..ma..maafkan saya mas. Tadi ada kucing nyelonong gitu aja saya kaget terus nggak sengaja nabrak, tapi..” Belum selesai bicaraku, mas-mas itu memotongnya. “Sudahlah, intinya sekarang ganti rugi karena mobil saya sudah cacat seperti ini. Mana STNK kamu? Dan ini kartu nama saya, hubungi setelah kamu bilang kepada orang tua kamu dan ganti rugi mobil ini. Permisi, saya masih banyak urusan yang lebih penting daripada ini.” Katanya angkuh dan dingin. Tanpa fikir panjang, langsung saja kuberi STNK, dan aku terima kartu nama darinya. “Mati aku, dia polisi? Bisa disate sama mama ni kalo sampai aku ketahuan nabrak mobil milik polisi? Aduh bagaimana ini?” rengekku selama perjalan pulang.
            Kubuka gerbang rumah dan kuparkirkan motorku pada tempatnya. Tanpa kusadari, ternyata ada mobil yang terparkir didepan rumahku. Dengan cueknya, tanpa mengucap salam, langsung saja aku masuk ke dalam rumah. “Rena! Masuk rumah tanpa salam, berapa kali  sih mama bilang ? jaga tata krama kamu, kamu ini seorang perempuan.”seru mama dari arah dalam. Dan aku hanya menjawabnya dengan salam. Mama menghampiriku dan berbisik supaya aku bersalaman dan bertemu dengan tamu mama yang aku tidak tahu siapa. Kujumpai seorang laki-laki berciri-ciri sama dengan mas-mas yang mobilnya aku buat penyok tadi siang. Dan baru kusadari bahwa mobil yang terparkir di depan rumah adalah mobil yang tadi tidak sengaja aku tabrak.
            Tanpa berfikir panjang lagi, sudah kuduga itu adalah mas-mas polisi yang mobilnya kutabrak. Saat lelaki itu menoleh dan menemuiku, ternyata dugaanku benar. Itu adalah mas-mas polisi tadi. Aku dan dia sama-sama terkejut. Aku sangat malu sekali, lalu aku ikut bergabung dengan mama dan orang itu. Setelah itu, mama memperkenalknannya kepadaku. Namanya Tetra, lengkapnya Tetra Prabowo. Dia adalah anak teman masa kecil mama yang sudah lama tidak bertemu. Mas Tetra adalah seorang polisi yang baru saja lulus dari sekolah polisinya. Saat sebelum pulang, Mas Tetra menghampiriku dan menyodorkan STNK motorku sembari tersenyum dan berkata, “Sudahlah, lupakan kejadian tadi siang. Sampai berjumpa lagi ya. Lain kali hati-hati kalau dijalan.” Hatiku terasa sangat lega dan sengang sekali. Lalu Mas Tetra pun pulang.
            Mama menceritakan semua padaku dan intinya mama memintaku untuk membuka hati untuk Mas Tetra. Kata mama, Mas Tetra sudah suka kepadaku sejak kecil. Karena waktu itu, kami pernah berteman. Mas Tetra adalah temanku yang paling perhatian padaku walaupun saat itu ia telah kelas 3 SD dan aku masih TK. Aku hanya menuruti apa yang dikatakan oleh mama, walau sebenarnya aku tak mengetahui bagaimana caranya agar aku bisa membuka hatiku untuk pertama kali kepada seorang laki-laki.
            Hari berikutnya, aku menjalani aktifitasku seperti biasa. Tetapi bedanya aku selalu terfikir tentang perkataan mama. Disaat aku akan berangkat sekolah. Aku mengalami pecah ban. Aku kebingungan karena hari itu ada ulangan pada jam pertamaku. Tak mungkin bila aku harus naik bus. Tanpa aku tahu ternyata mama memanggil Rino dan memintanya untuk memberiku tumpangan ke sekolah. Dengan terpaksa aku numpang nebeng sama Rino. Sepanjang jalan, Rino mengajakku berbincang, tetapi mulutku serasa terjahit oleh ribuan jahitan sehingga tak bisa terbuka, hanya untuk menjawab segala macam pertanyaannya. Sebenarnya aku juga kasihan, karena Rino seperti burung Beo yang hanya berbicara sendiri tanpa respon dariku.
            Tak seperti biasa, Shinta berada didekat parkiran sepeda motor. Dia melihatku membonceng Rino. Tatapannya sudah menandakan sakit hatinya. Dia tetap menunggu sampai aku dan Rino menghampirinya. Lalu dia berkata, “Kalian sudah cukup kenal ya sekarang?”. Rino menjawabnya “Yaiyalah, namanya juga tetangga depan rumah.”. Shinta tambah tidak menampakkan senyumnya kepadaku. Itu terjadi sampai pulang sekolah. Dia terlihat bertampang mendung tanpa sinar mentari, padahal cuaca hari ini sangatlah terang. Akhirnya, hari ini aku pulang sendirian. Kalau saja tadi, aku tidak membonceng Rino, pasti sekarang Shinta sudah menepati janjinya untuk mentraktirku pizza dan ice cream. “Ahh, semuanya gara-gara si Rino. Aku benci Rino!”. Baru saja aku menutup mulutku, tiba-tiba sebuah motor menyerempetku dari belakang. Kejadian itu terjadi di depan gerbang komplek perumahanku. Tak ada seorangpun yang menolongku. Sampai akhirnya seorang malaikat tampan menolongku, saat kulihat kembali, ternyata itu bukanlah malaikat tampan yang menolongku, tetapi monster yang kebetulan lewat dan menolongku. Siapa lagi kalau bukan si Rino? Dia mengobati lukaku dan mengantarkanku pulang. Ternyata dia pria yang baik juga.
            Sampai di rumah, Rino berpamitan pulang. Hanya kata “Terimakasih” tanpa ekspresi yang aku berikan. Rino membalasnya dengan senyuman yang sok manis, lalu dia kembali pulang.
            Kudapati satu pesan masuk di HP bututku, ternyata itu Shinta,”Ada hubungan apa antara kamu dan Rino? Kuharap kamu tahu bagaimana semestinya kamu menjaga persahabatan kita”. Aku sangat terkejut dan kuingat lagi kejadian tadi pagi, saat aku turun dari motor Rino. Aku tidak sengaja terjatuh dan Rino membantuku untuk berdiri dan sepertinya dia sangat menghawatirkanku. Apakah ini yang membuat Shinta salah faham dan cemburu padaku? Kubalas pesan Shinta,“Tak ada yang harus aku katakan, karena memang tidak ada sesuatu hubungan antara kami, Shin. Apa maksud kamu?”. Itulah pesan balasanku. Sampai beberapa hari setelahnya Shinta tak membalasnya. Di sekolahpun dia selalu menghindariku. Dan aku selalu sendiri menjalani hari-hariku.
            Hari ke-13 setelah kujalani hari-hariku. Ada sebuah pesan dari nomor yang tidak terdaftar dalam kontak HP ku. Hanya satu kata ‘Hay?’. Aku tak tahu kenapa, aku yang biasanya cuek dengan sms-sms tidak jelas seperti itu. Kali ini kubalas dengan sapaan yang sama. “Apa kabar Rena? Ini aku Rino J”. Mimpi apa aku semalam? Kenapa bisa dia menyapaku dengan sms seperti ini? Lalu kubalas sms-sms nya dengan bahasa yang cuek tingkat tinggi. Tak hanya itu, akhir-akhir ini dia sering berkomentar di beberapa status facebookku. Dan mulai saat itu, dia sepertinya selalu mendekatiku.
            Saat malam minggu tiba, aku iseng keluar rumah dan sepedaan keliling komplek sendirian. Ada yang aneh, saat aku berbelok di gang ujung jalan komplek. Aku baru merasa bahwa ada seseorang yang mengikutiku dari belakang. Aku cepat-cepat mencari tempat yang lebih ramai, yaitu di taman komplek.
            Seseorang turun dari sepedanya, memanggilku. “Rena, tunggu dulu!” teriaknya. Ternyata Rino. “Ngapain kami? Ngikutin aku? Kurang kerjaan?” kataku. “Nggak baik kalau seorang cewek cantik seperti kamu keluar sendirian , malem-malem lagi. Harusnya kamu bersyukur aku temenin, Ren?” jawabnya. Lalu kami duduk di bangku taman, makan jagung bakar traktiran Rino. Tak ada obrolan hangat yang dapat menghangatkan suasana dingin malam itu. Aku asyik sendiri dengan HP ku, facebook-an. Sedangkan Rino hanya sibuk untuk menghitung bintang yang sedikit tertutup oleh kabut. “Rena, kamu sepertinya tidak terlalu suka dengan sikapku? Atau kamu tidak menyukaiku untuk menjadi temanmu?” tanyanya dengan mata tajam menatapku. Aku diam sejenak mencoba mengartikan apa yang dimaksudnya. Hatiku menjadi gelisah. Seperti ingin kujawan “iya” namun, aku menjadi tidak tega. Lalu aku menggelengkan kepalaku dan dia malah menertawaiku. “Ada apa?” tanyaku. “Sepertinya kamu sangat terpaksa untuk menggelengkan kepalamu kekanan dan kekiri. Lupakanlah saja Rena. Jangan kamu fikirkan pertanyaanku tadi.” kami kembali terdiam.
            Sorot lampu mobil menyilaukan mata kami. Turunlah seorang lelaki berperawakan tegap, ternyata Mas Tetra. Dia mengajakku pulang. Ternyata sudah lebih dari 2 jam lamanya, dia menungguku dirumah. Padahal aku berada di taman, berdua bersama Rino. Sungguh aku merasa tidak enak kepada Mas Tetra. Kemudian aku diantar Mas Tetra pulang.
            Sampai di rumah, Mas Tetra yang ditemani mama di ruang tamu, mendapat sebuah telefon. Disaat aku baru saja selesai ganti baju dan keluar menuju ruang tamu, Mas Tetra dengan terpaksa harus berpamitan pulang karena ayahnya sedang sakit dan membutuhkannya. Aku mengantarkannya sampai gerbang depan rumah. Dia tersenyum, dan kubalas kembali senyumannya.
            Tepat jam 3 dini hari, suara mama sudah melengking dari lantai bawah. Mataku terasa berat untuk terbuka. “Ada apa ma? Masih jam 3, masak aku disuruh sekolah sekarang?” teriakku. mama menjawab dan masuk ke kamarku “Ada berita duka sayang. Ayahnya Mas Tetra meninggal dunia tadi malam. Ayo segera siap-siap dan segera kesana sama mama biar diantar sama Pak Kasmin” ”Innalilahi wainailaihi rajiún.. iya ma, aku siap-siap dulu”
            Aku sampai dirumah duka, dan masuk bersama mama. Suasana yang tergambar begitu hening, masih belum banyak orang yang datang karena hari masih terlalu pagi. Aku masuk dan melihat Mas Tetra duduk dan melihat jenazah Ayahnya dengan sesekali terlihat tetesan air matanya. Aku tak tega melihatnya. Aku dan mama segera mendekat dan menenangkan keluarga yang sedang berduka. Aku menemani Mas Tetra duduk disamping jenazah ayahnya.
            “Harus kutitipkan kepada siapakah surat ijin ku? Tak mungkin ku beri kan kepada Shinta. Atau harus ku berikan kepada Rino?”sedikit perasaan bimbangku terlukis di raut wajahku mengingat hubunganku dengan Shinta saat itu. Ketika itu aku duduk diemperan rumah Mas Tetra, dan Mas Tetra ternyata keluar dan menghampiriku. “Ada mendung diwajahmu? Adakah suatu masalah? Cerita lah dik.” “Tidak mas, tidak pantas aku bicarakan saat suasana seperti ini mas. Ini hanya masalah kecil” aku tersenyum. “Ceritakan padaku, agar aku dapat melupakan sedikit dukaku saat ini adik. Ayah adalah seorang yang bijaksana, tegas, dan pribadi yang sangat aku kagumi. Aku tidak menyangka sakit yang hanya sebentar dideritanya , ternyata dapat merenggut nyawanya secepat ini. Aku saja bisa mengesampingkan perasaan dukaku dik, kenapa kamu tidak bisa untuk menceritakan masalah kecilmu kepadaku? Mungkin, aku dapat membantu mencari jalan keluar bagimu. Sebagai ucapan terimakasihku karena kamu mau menemaniku saat ini.”jelasnya panjang lebar.
            Aku ceritakan tentang Shinta, lalu Mas Tetra menyarankan agar aku menjauhi Rino untuk sementara waktu. Dalam hatiku terbesit sebuah pertanyaan. “mengapa aku ceritakan Rino kepada Mas Tetra? Tidakkah aku menambahi beban fikirnya?”. Namun semua itu salah, Mas Tetra adalah orang yang bijaksana dan dewasa. Ia mau memahami aku. Aku sungguh bahagia mendapat seorang sahabat sepertinya.
            Aku pulang bersama mama saat acara pemakaman sudah selesai. Belum sampai aku masuk kedalam rumah, gadis kecil memanggil namaku. Ia membawa sebuah cokelat yang diberi pita pink dan tergantung sebuah kartu. Aku menerimanya dengan perasaan yang terheran-heran. Gadis itu tak mengucap satu kata pun, langsung berlari dan akhirnya menghilang diujung jalan gang kompleks.
            Apa yang membuatmu bimbang?
            Apa yang membuatmu selalu diam?
            Apa yang membuatmu bungkam?
            Apa yang membuat senyummu terkunci untukku?
            Taukah kamu? Aku sangat mengharap senyumanmu..
            Maafkan aku yang terlalu jujur kepadamu Rena..
Mataku terbelalak membaca kartu itu. Seingatku, hanya satu orang yang selalu kuperlakukan seperti itu. Seseorang itu adalah Rino. Tapi apakah cokelat dan kartu ini dari Rino? Ya, ini pasti Rino. Karena ada inisial R yang tertulis indah dipojok kanan kartu ini.
            Kuterlelap sampai malam, namun aku kembali dibangunkan oleh mama. Mama bilang ada seseorang yang mau menemuiku. Aku pun keluar dan menemui seorang perempuan itu, Shinta. Aku gugup berhadapan dengannya. Dia membawa sekotak kardus yang berisi banyak barang-barang. “Simpan ini kembali. Makasih buat waktu yang kamu luangin buat aku selama kita masih temenan!” “Apa kamu bilang? Apa ini semua berarti persahabatan kita telah usai? Tega kamu denganku Shinta?”. Dia tidak menghiraukanku dan langsung pergi, tanpa berpamitan. Aku lemas dan tidak menyangka semua akan seperti ini, hanya karena sebuah salah paham kecil.
            Aku duduk dan memandang pada kardus yang berisi barang-barang yang aku berikan kepada Shinta dulu. Ternyata dia bergitu keras kepala dan egois. Mama memintaku untuk segera masuk dan istirahat, karena hari sudah larut dan suasana sangat dingin. Aku menurutinya, namun aku kembali keluar di teras atas. Aku lihat diseberang, Rino juga sedang duduk di teras atas depan  kamarnya. Dia melambaikan tangan dan tersenyum. Aku membalas senyumnya. Dia menelefonku, aku malas untuk mengangkatnya. Namun Rino kemudian mengirimkan sebuah pesan dan kemudian aku balas.
            “Malam ini sangat dingin, tapi mengapa kamu ada diluar sendirian?”
            “Aku sedang tidak enak fikiran, Rino...”
            “Apa ini karena Shinta yang datang kerumahmu tadi?”
            “Iya. Apa yang sebenarnya terjadi?”
            “Memang aku tahu bahwa Shinta menyukaiku. Tadi saat kamu tidak berangkat sekolah, dia menyatakan perasaannya kepadaku. Namun, aku tidak bisa menerima dia, karena hanya kamu yang ada dihatiku RENA!”
            “Apa kamu benar-benar berbicara seperti itu kepadanya? Kau katakan kepadanya bahwa kau menyukaiku? Kamu memang menyebalkan Rino! Jangan hubungi aku lagi. AKU BENCI KAMU!”
            “Maafkan aku, Ren. Aku sungguh mencintaimu. Tolong jangan kau marah kepadaku”
            Aku tidak membalasnya. Aku langsung masuk dan menutup gorden kamarku. Aku menangis tersedu disamping ranjangku. “Ya Allah, apa-apaan ini? Kuatkan aku.” Aku heran, mengapa aku bisa menangis seperti ini. Pikiranku bercampur aduk, aku merasa bersalah kepada Shinta, tapi aku juga tidak tega untuk meninggalkan Rino. Dan inilah keputusanku untuk menjauhi Rino.
            Keesokan harinya saat aku berangkat, Rino sengaja menungguku keluar didepan gerbang rumah. Namun, aku mengabaikannya. Di sekolah, dia berusaha berbicara kepadaku, namun aku menolaknya mentah-mentah. Aku menjauhinya untuk kebaikan bersama. Mungkin saja sikapku ini, nantinya dapat merubah pemikiran Shinta, dan Shinta akhirnya memaafkanku. Di kantin sekolah, aku masih saja diikuti oleh Rino. Aku bertemu dengan Shinta, aku mencoba tersenyum kepadanya, namun dia malah membentakku. “Apa kamu masih punya muka di depanku? Sahabat macam apa kamu? Menikam dari belakang. Pengecut!” “Salahku apa Shinta? Maafkan aku?” “Heh, ngaca dulu sana! Biar kamu tahu salahmu apa!”. Dia menyampar minumanku dan mengenai seragam OSIS ku. Rino berusaha membelaku dan berusaha menenangkan suasana. Namun Shinta jadi tambah ganas, dia menumpahkan minumannya kemuka Rino. Seluruh orang dikantin sontak mengarahkan pandangannya kepada kami. Pak Econg pun datang dan menenangkan suasana. Dia berbalik memarahi Shinta, dengan alasan Shinta telah mengotori kantinnya. Lalu Shinta pergi bersama teman-teman barunya itu. Pak Econg dan Rino menenangkanku. Aku malah langsung pergi tidak menghiraukan Rino, dan menuju toilet. Setelah itu, Rino tidak berusaha untuk mendekatiku lagi.
            Pulang sekolah, aku lihat Rino duduk diatas motornya. Motornya berada tepat dibelakang motorku. Aku acuh saja dan langsung pergi meninggalkan Rino, menyudut di parkiran motor sekolah. Dia terlihat sakit hati dan sedih. Aku pun sampai dirumah, dan ternyata hari itu aku dirumah sendiri karena mama pergi ke Surabaya selama 2 hari.
            Malam itu tidak seperti biasanya. Suasana kompleks sangatlah sepi, seperti tak berpenghuni. Aku sengaja menidurkan tubuh dan jiwaku ini lebih awal. HP ku berdering saat aku baru sebentar terlelap. Telepon dari Rino, dan aku tidak menjawabnya. Dia meneleponku lebih dari 15 kali. Dan pada dering ke-16 baru aku angkat. “Tahu sopan santun nggak sih? Orang tidur kok diganggu?” “Rena, ini bukan main-main. Ada tiga orang asing masuk rumahmu 10 menit yang lalu. Dengan siapa kamu disana?” “Ap...apa, No? Aku sendirian...”. Suara gaduh mulai terdengar dari arah lantai bawah rumahku. “Rino, tolong aku.” Belum selesai aku berbicara, salah seorang dari maling itu masuk ke kamarku, aku berteriak sangat keras sebelum akhirnya mulutku dibungkam sebuah kain dan tanganku diikat dengan tali tambang yang ia bawa. Ternyata Rino sudah berhasil masuk ke rumah, dan dia berhasil menghadapi dua orang maling yang ada di lantai bawah. Saat itu, orang yang membungkamku, menyeretku turun kebawah. Aku melihat Rino. Tinggal tersisa satu, aku tidak menyangka kalau semua berakhir buruk. Ternyata seorang terakhir ini membawa sebuah pisau, saat Rino akan menyerangnya. Namun na’as, Rino tertusuk pisau itu. Rino jatuh tak berdaya dengan darah yang berceceran di bawah tangga rumah dengan pisau yang masih menancap tepat pada dadanya. Aku terdiam sampai akhirnya aku menangis dan berusaha melepas ikatan tanganku. Maling itu pun pergi tanpa setelah melihat Rino tidak berdaya. Ikatan tanganku terbuka, aku segera berlari untuk mencoba menyelamatkan Rino. Aku menyandarkannya di lenganku, dengan darah yang masih keluar dari dadanya. Dia tersenyum kepadaku dan berkata, “Alhamdulillah Rena selamat, maafkan aku tidak bisa melindungimu. Maafkan aku telah menghancurkan persahabatanmu. Aku sangat me..me..” “Sudahlah Rino! Lupakan soal itu, aku memaafkanmu. Bertahanlah Rino, aku akan mencari bantuan.” Aku berdiri meminta bantuan, namun tanganku ditahan oleh Rino, “Jangan pergi, temani aku Rena. Aku hanya membutuhkanmu saat ini. Aku tulus mencintaimu. Jangan mahal-mahal memberi senyumanmu. Janganlah kau marah kepada..paa..padaku..” kata-kata yang terucap dari mulut Rino sudah mulai terputus-putus. Datang ibu Rino yang sudah curiga tentang apa yang terjadi. Dia menangis histeris melihat anak bungsunya tergolek lemah dilantai dengan darah berceceran dan sebuah pisau yang menancap didadanya. “Mama..Rena.. aku sayang kalian.” Itu kata terakhir Rino, aku tidak menyangka Rino telah pergi meninggalkanku. Aku menyesali segalanya, aku terlalu naif, dan aku sungguh menyesali kenaifanku. Aku tidak mengakui bahwa aku juga sangat mencintainya, aku terlambat menyadari rasa itu. Kini tak ada lagi kesempatan untukku menyatakan rasa hatiku kepada Rino. Bertambah luka yang menganga dihatiku. Semua sudah terlambat, tak dapat lagi kuulangi. Rino pergi membawa cinta yang selama ini terabaikan olehku. Dan kini aku merasakan cintaku terabaikan oleh Rino, karena dia tidak memberiku waktu untuk menyatakan perasaanku.
            Unggukan tanah merah, taburan bunga yang amat harum, dan sebuah papan kayu tertulis nama seseorang yang sangat aku cintai “Rino Yusni Kisnawan”. Aku duduk disamping rumah barunya. Mendoakannya dan berusaha mengajaknya berbincang, padahal kutahu aku dan Rino sudah berbeda dunia. Sudah berulangkali Mas Tetra memintaku untuk kembali pulang bersamanya dan mama. Sampai-sampai Shinta juga memintaku untuk berhenti menangis dan mengajakku untuk pulang. Mungkin Shinta telah memikirkan kenyataan yang ada, dan menyadari kesalah pahaman yang terjadi di antara kami. Tetapi semua rayuan mereka tidak menyurutkan niatku untuk selalu berada disamping makam Rino.
            Sampai sore aku masih ada disana. Aku sudah mulai bisa menerima kepergian Rino. Aku berpamitan kepadanya, “Aku pulang ya Rino, baik-baik disini. Aku sangat mencintai kamu, semoga Allah juga mencintaimu dan menempatkanmu disisi-Nya. Maafkan aku.” kembali air mataku mengalir bak tetesan darah dari luka yang menganga dalam hatiku.
            Aku berjalan menyusuri danau, dan aku membayangkan ada Rino disampingku. Aku hanya sendirian melihat sang mentari beranjak menuju singgasananya. Aku mendengar suara yang memanggilku, “Rena.. pulanglah, janganlah kamu terlalu larut dalam kesedihan” aku sangat senang karena kukira itu adalah suara Rino yang berada dibelakangku. Namun, saat aku menolehkan kepalaku, dia adalah Mas Tetra. Aku sedikit kecewa, tapi juga sedikit terhibur oleh kehadirannya. Mas Tetra memberiku kekuatan untuk bisa mengikhlaskan Rino. Ternyata dia tidak marah karena tahu bahwa aku mencintai Rino. Dan Mas Tetra berhasil membujukku untuk pulang bersamanya.
            Kini, aku sadar. Aku tidak seharusnya mengabaikan rasa sayang orang-orang yang ada disekitarku. Sekarang secara perlahan, hubunganku dengan Shinta pulih seperti dulu lagi. Aku telah mendapat banyak pelajaran dari Rino. Dan selamanya, tidak ada yang dapat menggantikan posisi Rino dihatiku. Sekalipun Mas Tetra yang selalu ada disampingku sejauh ini. Aku jalani apa yang ada sekarang ini, dan satu lagi yang tidak akan aku lupakan. Pesan Rino, “. Jangan mahal-mahal memberi senyumanmu .” Ya, Rino. Mulai sekarang aku akan selalu tersenyum, untukmu dan untuk orang-orang yang sayang denganku.

by : Tiara Budi Yuliyatin

Sabtu, 12 November 2011

aku bingung buat cerpen (?)

kata-kata yang aku dapat dari sebuah cerpen, menurutku ini indah :

Orang bilang, mata adalah jendela jiwa..
Orang bilang, lidah adalah senjata kata..
Orang bilang, jantung hati adalah naluri jiwa yang paling jujur..
Orang bilang, tubuh adalah bahasa..

beberapa potong kalimat dari sebuah cerpen yang pernah aku baca, tetapi kata-kata nya benar-benar mencengangkan bila kamu bayangkan :

Karena ketidaksukaanku itulah, maka ia kupasung selama lima tahun!
Lima tahun yang lalu, bibirnya yang indah kujahit, gigi geliginya kucabut, dan lidahnya kupotong. Lalu bibirnya yang indah itu, gigi geliginya, dan lidahnya, kusimpan di dalam toples yang berisi air keras. Kuawetkan di dalam toples itu! Tidak hanya itu! Kalau boleh aku meminjam istilah Agatha Christie ketika menggambarkan otak Hercule Poirot adalah "sel-sel kelabu"-nya dan semangatnya kukunci di dalam gudang gelap. Dan rongga matanya yang kerap kali mengeluarkan butir-butir air mata, aku cungkili lalu kubekukan di dalam frezer. 

Aku memang suka membaca beberapa cerpen atau novel yang bahasanya rumit dan asing. Kali ini aku mempunyai tugas Bahasa Indonesia, yaitu menulis sebuah cerpen. Baru beberapa lembar yang aku tuliskan, tapi sepertinya sulit sekali untuk mencapai cerita yang benar-benar indah seperti cerpen-cerpen yang sering aku baca.
Bingung aku bener-bener bingung :(
Yasudahlah , aku bakal buat sebisa aku.
Yang penting kan buat sendiri , daripada ambil dari cerpen orang lain, alias plagiat. hahahahha

minggu-minggu melelahkann

assalamualaikum wr wb.

hari-hari di minggu ini itu benar-benar membuat ku kelelahan
tak hanya karena kegiatan KBM ku sehari-hari
namun, aku merasa sangat keteteran dengan kegiatan-kagiatan aku diluar KBM biasa

dari mulai kegiatan ekskul, maupun kegiatan keORGANISASIan
selalu numpuk-numpuk jadwalnya -___-
bagaimana lagi ya? ini udah jadi tanggung jawab aku
tapi aku benar-benar tidak kuat untuk minggu ini

dari mulai senin sampai sabtu ini tadi
masak cuman sekali pulang gasiknya
huhuhua nggak apa-apa juga sih 
sebenarnya aku memang sudah menyukai kegiatan yang padat

hmmmm, belum lagi minggu depan ada persami
OMG! persiapannya itu yaaaaaa
nggak cuman butuh waktu yang lama dan barang-barang yang aneh
tapi juga duit nya tuh
sampai-sampai dompet aku nyaris kosong buat hari ini
padahal seharusnya uang aku minggu ini tuh sisa banyak
karena aku kurangin jajan buat minggu ini
mana uang saku aku kurangin lagi, karena aku kira minggu ini tuh bakalan jadi minggu yang hemat
eeeee taunya malah jadi minggu yang paling boros
sepanjang aku sekolah di SMA ini

sekarang ganti topik deh ya
badan aku rasanya capek banget
pengen punya waktu tidur yang luaaaamaaaaaaaa banget
minimal 11 jam deh lebih juga lebih baik 
hahahahaha

dan satu doa untuk menutup minggu ini :
ya Allah, semoga Kau berikan aku kekuatan dan mental yang baik untuk menghadapi hari esok dan seterusnya. Jadikanlah minggu-minggu setelah minggu ini, menjadi minggu-minggu dan hari-hari yang menyenangkan serta membahagiakan bagiku :) . dan satu lagi ya Allah, berikanlah aku kecukupan dalam segala hal untuk hari-hari selanjutnya. Semoga semua kesalahan yang pernah aku perbuat dihari-hari sebelumnya, tidak akan kembali aku ulangi. Tetapi akan selalu aku perbaiki. AMIN

wassalamualaikum wr wb

"Semua yang telah aku lakukan adalah menjadi bekal ku untuk masa depan, semua kesalahan adalah pelajaran, semua kebenaran adalah titik tumpuku. Jalani hidup selanjutnya dengan harapan, cita-cita, perbuatan, dan perilaku yang lebih baik...."

Jumat, 11 November 2011

sedikit tentang HIV/AIDS


Judul                : HIV/AIDS
Masalah           : HIV/AIDS dikalangan masyarakat
Tujuan              : mengetahui HIV/AIDS
Pembahasan     :
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
~ Gejala-gejala AIDS :
  1. Merasa kelelahan yang berkepanjangan
  2. Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas.
  3. Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas yang berkepanjangan.
  4. Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan
  5. Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa
  6. Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10% tanpa alasan yang jelas dalam 1 bulan.
  7. Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan paha.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.[25] Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi. Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV.  HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.

HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.HIV hanya menular antar manusia. Ada virus yang serupa yang menyerang hewan, tetapi virus ini tidak dapat menular pada manusia , dan HIV tidak dapat menular pada hewan. Karena pada tahun-tahun pertam setelah terinfeksi tidak ada gejala atau tanda infeksi , kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak mengetahui bahwa bahwa dirinya terinfeksi. Segera setelah terinfeksi , beberapa orang mengalami gajalaflu selama beberaapa minggu. Penyakit ini disebut sebagai infeksi HIV primer atau akut. Selain itu tidak ada tanda infeksi HIV . tetapi , virus tetap ada di tubuh dan dapat menular pada orang lain.
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.

1           Bagaimana HIV dapat menular ?

HIV dapat ditularkan melalui 4 cara, yaitu :
  1. Hubungan seks (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
  2. Transfusi darat atau penggunaan jarum suntik secara bergantian.
  3. Melalui Alat Suntik.
  4. Dari ibu ke anak.
HIV tidak ditularkan melalui jabatan tangan, sentuhan, ciuman, pelukan, menggunakan peralatan makan/minum yang sama, gigitan nyamuk, memakai jamban yang sama atau tinggal serumah.
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero) selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%. Sejumlah faktor dapat memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi risikonya). Menyusuimeningkatkan risiko penularan sebesar 4%.

2         Bagaimana mengetahui seseorang yang terjangkit virus HIV ?

Hanya melalui penglihatan, Anda tidak bisa tahu apakah seseorang sudah terinfeksi HIV atau tidak.
  • Pada kenyataannya, pengidap HIV terlihat sangat sehat.
  • Satu-satunya cara untuk mengetahui hai ini adalah melalui tes darah HIV
  • Di Indonesia, terdapat cukup banyak LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang dapat membantu
  • Anda untuk mendapatkan pelayanan tes darah.
Orang yang terinfeksi HIV tidak dapat diketahui dari penampilan fisiknya saja karena orang tersebut terlihat seperti orang sehat lainnya. Jadi, untuk menentukan seseorang terinfeksi HIV atau tidak harus dilakukan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya anti bodi HIV di dalam darah. Antibodi HIV ini dihasilkan oleh tubuh sebagai reaksi system kekebalan tubuh terhadap infeksi HIV. Oleh sebab itu, pemeriksaan ini lebih tepat disebut "Tes Antibodi HIV" bukan tes AIDS.

3         Gejala Terinfeksi HIV Menjadi AIDS

Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):

1. Gejala Mayor:
-           Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
-           Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
-           Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
-           Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
-           Demensia/ HIV ensefalopati


2. Gejala Minor:
-           Batuk menetap lebih dari 1 bulan
-           Dermatitis generalisata
-           Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
-           Kandidias orofaringeal
-           Herpes simpleks kronis progresif
-           Limfadenopati generalisata
-           Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
-           Retinitis virus sitomegalo

4        Melindungi diri dari HIV AIDS

  • Jangan melakukan hubungan sesk dengan pasangan yang anda tidak ketahui kondisi kesehatannya.
  • Hindari berganti-ganti pasangan seksual.
  • Gunakanlah kondom dalam melakukan hubungan seks, jika salah satu atau keduanya terinfeksi HIV
  • Jika membutuhkan transfusi darah, mintalah kepastian bahwa darah yang akan diterima bebas HIV
  • Gunakan alat suntik sekali pakai
  • Hindari mabuk-mabukan dan narkotik yang membuat Anda lupa diri.

5         Penanganan HIV / AIDS

Sampai saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak dengan virus atau, jika gagal, perawatan antiretrovirus secara langsung setelah kontak dengan virus secara signifikan, disebut post-exposure prophylaxis (PEP). PEP memiliki jadwal empat minggu takaran yang menuntut banyak waktu. PEP juga memiliki efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare, tidak enak badan, mual, dan lelah.

Ø Terapi antivirus

Penanganan infeksi HIV terkini adalah terapi antiretrovirus yang sangat aktif (highly active antiretroviral therapy, disingkat HAART). Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya HAART yang menggunakan protease inhibitor. Pilihan terbaik HAART saat ini, berupa kombinasi dari setidaknya tiga obat (disebut "koktail) yang terdiri dari paling sedikit dua macam (atau "kelas") bahan antiretrovirus. Kombinasi yang umum digunakan adalah nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor (atau NRTI) dengan protease inhibitor, atau dengan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Karena penyakit HIV lebih cepat perkembangannya pada anak-anak daripada pada orang dewasa, maka rekomendasi perawatannya pun lebih agresif untuk anak-anak daripada untuk orang dewasa. Di negara-negara berkembang yang menyediakan perawatan HAART, seorang dokter akan mempertimbangkan kuantitas beban virus, kecepatan berkurangnya CD4, serta kesiapan mental pasien, saat memilih waktu memulai perawatan awal.

Ø Pengobatan alternatif

Berbagai bentuk pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala atau mengubah arah perkembangan penyakit. Akupunktur telah digunakan untuk mengatasi beberapa gejala, misalnya kelainan syaraf tepi (peripheral neuropathy) seperti kaki kram, kesemutan atau nyeri; namun tidak menyembuhkan infeksi HIV. Tes-tes uji acak klinis terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti bahwa tanaman-tanaman obat tersebut memiliki dampak pada perkembangan penyakit ini, tetapi malah kemungkinan memberi beragam efek samping negatif yang serius.